MASJID RAYA SUMATERA BARAT
ID Masjid | : | 01.1.03.13.04.000001 |
---|---|---|
Luas Tanah | : | 40.000 m2 |
Status Tanah | : | SHM |
Luas Bangunan | : | 18.000 m2 |
Tahun Berdiri | : | 2007 |
Daya Tampung Jamaah | : | 20.000 |
Fasilitas | : | Kamar Mandi/WC, Tempat Wudhu, Sarana Ibadah |
Kegiatan | : | Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam, Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu |
No. ID MASJID
01.1.03.13.04.000001
01.1.03.13.04.000001
MASJID RAYA SUMATERA BARAT
Masjid Raya Sumatera Barat atau juga dikenal sebagai Masjid Mahligai Minang adalah salah satu masjid terbesar di Indonesia yang terletak di Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat. Masjid yang pembangunannya masih dalam tahap pengerjaan ini merupakan masjid terbesar di Sumatera Barat.
Pembangunan masjid ini dimulai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 oleh Gubernur Sumatera Barat saat itu, Gamawan Fauzi. Pengerjaannya dilakukan dalam beberapa tahap yang terkendala karena hanya mengandalkan dana APBD Sumatera Barat.
Peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan masjid ini dilakukan pada 21 Desember 2007 oleh Gubernur Sumatera Barat saat itu, Gamawan Fauzi. Menurut
rencana masjid ini akan memiliki tiga lantai yang diperkirakan dapat
menampung sekitar 20.000 jamaah, yakni sekitar 15.000 jamaah di lantai
dasar dan selebihnya di lantai dua dan tiga. Masjid
ini dibangun di lahan seluas sekitar 40.000 meter persegi dengan luas
bangunan utama kurang dari setengah luas lahan tersebut, yakni sekitar
18.000 meter persegi, sehingga menyisakan halaman yang luas. Di halaman tersebut akan dibuat pelataran, tempat parkir, taman, dan tempat evakuasi bila terjadi tsunami (shelter )
Pengerjaan pembangunan masjid ini dilakukan oleh PT Total Bangun Persada dalam
beberapa tahap. Tiga tahap pertama telah selesai dikerjakan, mulai dari
pekerjaan persiapan, pengurukan tanah, dan pemasangan struktur
bangunan, kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan ruang salat dan tempat wudu, hingga pemasangan keramik pada lantai dan ukiran sekaligus kaligrafi pada dinding bagian luar (fasad). Tiga
tahap pembangunan tersebut masing-masing menghabiskan biaya sebesar
Rp.103,871 miliar (2008 dan 2009), Rp.15,288 miliar (2010), dan Rp. 31
miliar (2011).
Sejak
tahun 2012 pelaksanaan pembangunan masjid ini dilakukan dengan sistem
tahun jamak.Pada pertengahan tahun 2012, pengerjaan pembangunan telah
memasuki tahap keempat. Pada tahap tersebut telah dikucurkan anggaran
sebesar Rp. 25,5 miliar untuk menyelesaikan pengerjaan shelter dan
tempat parkir, yang ditargetkan selesai pada akhir tahun
2012. Selanjutnya pada tahun 2013 dilanjutkan dengan pembangunan lanskap
dan pemasangan kubah. Setelah itu, pada tahun 2014 juga akan dibangun empat menara masing-masing setinggi 100 meter.
Sementara
itu, biaya pengerjaan pembangunan masjid yang diperkirakan membutuhkan
biaya mencapai Rp. 500 miliar lebih ini hingga saat ini seluruhnya
diambil dari APBD provinsi Sumatera Barat, sedangkan bantuan dari pihak
lain belum mengalir; Kerajaan Arab Saudi pernah mengirim bantuan sebesar Rp.500 miliar, namun karena terjadi gempa bumi pada tahun 2009 bantuan itu kemudian dipergunakan untuk keperluan rehabilitasi dan rekonstruksi di Sumatera Barat.
Arsitektur
masjid ini merupakan hasil rancangan Rizal Muslimin, pemenang sayembara
desain Masjid Raya Sumatera Barat yang diikuti oleh 323 arsitek dari
berbagai negara pada tahun 2007. Secara umum, arsitektur masjid ini
mengikutitipologi arsitektur Minangkabau dengan ciri bangunan berbentuk gonjong, hingga penggunaan ukiran Minang sekaligus kaligrafi pada dinding bagian luar. Selain itu, arsitektur masjid ini juga menggambarkan kejadian peletakan batu Hajar Aswad dengan menggunakan kain yang dibawa oleh empat orang perwakilan suku di Mekkah pada setiap sudutnya. (http://simbi.kemenag.go.id)
Komentar
Posting Komentar