Masjid Luar Batang
Dari Jakartapedia
Masjid Luar Batang mulanya hanya sebuah musola yang dibangun oleh ulama asal Hadramaut Yaman Selatan, Sayid Husein bin Abubakar Alaydrus tahun 1739, di atas tanah hadiah dari Gubernur Jenderal VOC atas jasanya terhadap kompeni. Masjid ini mengalami beberapa kali pemugaran yang dilakukan oleh Yayasan Masjid Luar Batang, Swadaya masyarakat, dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Makam Sayid Husein yang berada di bagian luar atau halaman masjid dipindah ke dalam bangunan masjid, kemudian masjid baru terletak di sisi barat bangunan lama.
Bentuk arsitekturnya khas mesjid tua di pulau Jawa sebelum abad ke-20. Yaitu tidak mempunyai kubah setengah lingkaran dan menara dengan bulan-bintang di atasnya. Hanya ada atap lancip atau sebuah cungkup seperti bangunan Hindu Jawa. Masjid ini mempunyai denah dasar segi empat bujur sangkar yang ditopang dengan soko-guru yang masih ash serta beratap tumpang yang memberi ciri sebagai bangunan tua dan di sebelah utara terdapat Ruang Keputren.
Terdiri atas dua bangunan (lama dan baru) yang dikelilingi tembok dengan pintu gerbang terletak di sisi timur. Di bagian depan terdapat pelataran. Sebelah kanan pelataran ada tempat wudhu. Sisi kanan pelataran terdapat sebuah kentongan, sisi kiri terdapat ruangan pawestren. Sebelum masuk ruang utama terdapat serambi. Ruang utamanya berbentuk empat persegi yang didalamnya terdapat tiang, mihrab, dan mimbar. Di sisi kirinya terdapat sebuah ruangan tempat makan Sayid Husein dan Abdul Kadir bin Adam yang dikeramatkan[2].
Pada suatu malam Al-Habib dikejutkan seorang pendatang, dengan pakaiannya basah kuyup mohon pertolongan dari kejaran VOC. la adalah tawanan dari sebuah kapal dagang Tionghoa yang akan dihukum mati. Menjelang tengah hari datanglah pasukan berkuda VOC,mereka berusaha mengejar tawanan tersebut dan merampasnya dari tangan Habib Husen,dengan tegar Habib membela tawanan itu. Akhirnya warga Tionghoa itu terbebas dan masuk agama Islam. Bahkan ia menjadi asisten Habib Husen dalam menegakkan agama Islam.
Suatu ketika pemerintah VOC sempat menahan Habib Husendan pengikutnya di Glodok Kota. Alasannya, pemerintah Belanda itu khawatir kegiatan syiar agama Habib dapat mengganggu ketertiban. Namun belakangan akhirnya dibebaskan bahkan pemerintah Belanda minta maaf atas penahanan itu.
Namun ada suatu keajaiban saat Habib Husen yang ditahan di ruang khusus di tempat kecil dan sempit terpisah dengan pengikutnya yang berada di ruang besar. Setiap subuh Penjaga tahanan melihat Habib berada di ruangan besar menjadi imam shalat di tahanan tersebut.
Semasa hidup Habib Husen belum pernah menikah sampai akhir hayatnya. Ia wafat pada Kamis, 17 Ramadhan 1169 Hijriah atau bertepatan 27 Juni 1756 Masehi dalam usia kurang lebih 30-40 tahun. Ketika itu pemerintah Belanda melarang jenazah Habib Husen dikuburkan di Luar Batang dan mengharuskan orang asing dikuburkan di Tanah Abang. Tetapi sudah tiga kali bolak balik mengusung kurung batang (keranda) ke kuburan Tanah Abang, tetapi kurung batang yang semula ada jenazah Habib Husein sampai di kuburan kosong. Ternyata jenazah Habib kembali ke tempat tinggalnya semula, sehingga pengusung kurung batang memutuskan untuk menguburkan Habib Husein di tempat tinggalnya yang menjadi ciri khusus nama "Kampung Baru Luar Batang". Sekarang tempat tersebut dikenal dengan nama Kampung Luar Batang.
Bentuk arsitekturnya khas mesjid tua di pulau Jawa sebelum abad ke-20. Yaitu tidak mempunyai kubah setengah lingkaran dan menara dengan bulan-bintang di atasnya. Hanya ada atap lancip atau sebuah cungkup seperti bangunan Hindu Jawa. Masjid ini mempunyai denah dasar segi empat bujur sangkar yang ditopang dengan soko-guru yang masih ash serta beratap tumpang yang memberi ciri sebagai bangunan tua dan di sebelah utara terdapat Ruang Keputren.
Terdiri atas dua bangunan (lama dan baru) yang dikelilingi tembok dengan pintu gerbang terletak di sisi timur. Di bagian depan terdapat pelataran. Sebelah kanan pelataran ada tempat wudhu. Sisi kanan pelataran terdapat sebuah kentongan, sisi kiri terdapat ruangan pawestren. Sebelum masuk ruang utama terdapat serambi. Ruang utamanya berbentuk empat persegi yang didalamnya terdapat tiang, mihrab, dan mimbar. Di sisi kirinya terdapat sebuah ruangan tempat makan Sayid Husein dan Abdul Kadir bin Adam yang dikeramatkan[2].
Kisah Unik Al Habib Husen
Pada suatu malam Al-Habib dikejutkan seorang pendatang, dengan pakaiannya basah kuyup mohon pertolongan dari kejaran VOC. la adalah tawanan dari sebuah kapal dagang Tionghoa yang akan dihukum mati. Menjelang tengah hari datanglah pasukan berkuda VOC,mereka berusaha mengejar tawanan tersebut dan merampasnya dari tangan Habib Husen,dengan tegar Habib membela tawanan itu. Akhirnya warga Tionghoa itu terbebas dan masuk agama Islam. Bahkan ia menjadi asisten Habib Husen dalam menegakkan agama Islam.
Suatu ketika pemerintah VOC sempat menahan Habib Husendan pengikutnya di Glodok Kota. Alasannya, pemerintah Belanda itu khawatir kegiatan syiar agama Habib dapat mengganggu ketertiban. Namun belakangan akhirnya dibebaskan bahkan pemerintah Belanda minta maaf atas penahanan itu.
Namun ada suatu keajaiban saat Habib Husen yang ditahan di ruang khusus di tempat kecil dan sempit terpisah dengan pengikutnya yang berada di ruang besar. Setiap subuh Penjaga tahanan melihat Habib berada di ruangan besar menjadi imam shalat di tahanan tersebut.
Semasa hidup Habib Husen belum pernah menikah sampai akhir hayatnya. Ia wafat pada Kamis, 17 Ramadhan 1169 Hijriah atau bertepatan 27 Juni 1756 Masehi dalam usia kurang lebih 30-40 tahun. Ketika itu pemerintah Belanda melarang jenazah Habib Husen dikuburkan di Luar Batang dan mengharuskan orang asing dikuburkan di Tanah Abang. Tetapi sudah tiga kali bolak balik mengusung kurung batang (keranda) ke kuburan Tanah Abang, tetapi kurung batang yang semula ada jenazah Habib Husein sampai di kuburan kosong. Ternyata jenazah Habib kembali ke tempat tinggalnya semula, sehingga pengusung kurung batang memutuskan untuk menguburkan Habib Husein di tempat tinggalnya yang menjadi ciri khusus nama "Kampung Baru Luar Batang". Sekarang tempat tersebut dikenal dengan nama Kampung Luar Batang.
Komentar
Posting Komentar