Majelis Taklim al-Musthar Meniti Jalan Kesabaran
Menyusuri gang-gang sempit Kampung Rambutan, Republika tiba di gang Rambutan III, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sebuah mushala kecil berkubah biru tampak di berdiri di tengah-tengah kompleks perumahan.
"Ngajinya di rumah. Kalau di masjid suka buru-buru kalau Ashar," ujar Rini, salah seorang peserta Majelis Taklim Musthari, Selasa (24/11).
Memasuki rumah berlantai dua di sebelah Masjid Musthari, Republika disambut Ketua Majelis Taklim Musthari, Ummu Athiyah. Tak lama kemudian, satu per satu peserta kajian telah memenuhi ruangan. Mereka berjumlah sekitar 30 orang.
Kajian dibuka dengan pembacaan surah al-Fatihah dan shalawat bersama. Ada juga pembacaan surah Yaasiin dan doa serta Asmaul Husna. Para peserta majelis taklim bergiliran memimpin doa ataupun membacakan surah dan Asmaul Husna.
Pembimbing kajian hari ini, Ustazah Maryani, membuka kajian dengan serangkaian doa. Ia melanjutkan tema sebelumnya, yakni tentang sabar, dalam kitab Riyadush Shalihin.
Ustazah Maryani mengatakan, sabar dalam keimanan ibarat kepala dalam tubuh. "Maka, iman tanpa kesabaran itu bagaikan kepala tanpa tubuh. Serem kan?" ujar dia.
Ia kemudian membacakan salah satu hadis.
"Sesungguhnya ada sekelompok orang dari kalangan Anshar meminta sesuatu kepada Nabi SAW. Lalu, beliau pun memberikannya. Kemudian, mereka meminta lagi lalu Nabi SAW pun memberikannya. Hingga habis apa yang ada pada beliau. Lalu, Nabi SAW bersabda, 'Sudah tidak ada lagi yang akan kuberikan. Aku bukanlah bermaksud mengecilkan hati kalian. Barang siapa yang berusaha 'iffah, maka Allah akan menjadikannya orang yang 'iffah. Barang siapa yang berusaha merasa cukup, maka Allah akan jadikan dia orang yang merasa cukup. Barang siapa yang berusaha untuk sabar, maka Allah akan jadikan ia menjadi orang yang sabar. Seseorang tidaklah diberikan sebuah nikmat yang lebih agung daripada dianugerahkan kesabaran."
Dari cerita di atas, Ustazah Maryani menyampaikan, ada dua jenis sabar, yaitu sabar secara fisik dan sabar secara psikis. Contoh sabar secara fisik dapat dilihat dari para orang tua yang terus beribadah walau secara fisik merasa berat. "Ketika shalat, misalnya, orang menahan sakit, nyeri, itu termasuk sabar," ujar dia.
Sabar secara psikis dapat dikatakan sangat dekat dengan keimanan. Ada bermacam bentuk sabar secara psikis, di antaranya menahan nafsu. Nafsu dapat tumbuh dalam berbagai bentuk, baik nafsu secara seksual, nafsu makan, dan sebagainya.
Bagi orang yang diberikan kelebihan oleh Allah SWT, sabar juga dapat ditunjukkan dengan sikap zuhud. "Zuhud itu apa? Zuhud itu tidak membanggakan rezeki yang didapatkan dari Allah, tidak menghambur-hamburkan, namun dipakai di jalan Allah," kata Ustazah Maryani menjelaskan.
Sikap zuhud pada zaman Rasulullah SAW ditunjukkan oleh banyak sahabat, di antaranya Abdurrahman bin Auf RA. Ia adalah seorang yang kaya raya di Makkah. Namun, ketika mengikuti Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, ia memutuskan untuk meninggalkan semua harta bendanya. Ia memulai kehidupan baru di Madinah dengan berdagang dengan keyakinan bahwa Allah SWT akan mencukupi segala kebutuhannya.
Sabar juga ditunjukkan dengan sikap pandai bersyukur. Rasa syukur akan mengundang banyak kebaikan dan keberkahan dalam hidup.
Kesabaran yang lain ialah menahan hawa nafsu dalam bentuk emosi dan amarah. Ini hanya dapat dilakukan dengan sikap lapang dada. "Tidak ada orang yang lolos dari ujian kesabaran. Ketika lolos dari ujian kesabaran yang satu, kita akan diuji lagi dengan yang lain," ujar Maryani.
Oleh karena itu, Muslim yang baik diajak untuk senantiasa menguatkan iman dan kesabaran dengan memperbanyak ibadah. Membaca Alquran merupakan salah satu cara yang dianjurkan agar orang dapat mengatasi ujian kesabaran. Dengan membaca Alquran, seseorang menjadi lebih intim dengan Allah SWT dan pertolongan juga menjadi kian dekat.
Kajian rutin Majelis Taklim al-Musthari dilakukan rutin setiap Selasa. Selain kajian tafsir, para ibu juga diajak untuk menadaburi Alquran melalui kajian tafsir Alquran. Mereka juga mendapat pelajaran tentang fikih yang diberikan secara bergilir.
sumber: http://www.republika.co.id/
Komentar
Posting Komentar