Geliat Dakwah Islam di Pulau Dewata


[Hendaklah kalian bersikap memudahkan dan jangan menyulitkan. Hendaklah kalian menyampaikan kabar gembira dan jangan membuat mereka lari, karena sesungguhnya kalian diutus untuk memudahkan dan bukan untuk menyulitkan.]

 Kita mengenal Bali, mungkin dengan Galungan dan Nyepi yang merupakan hari besar agama masyarakat di sana. Atau mungkin mengenal pantai Kuta sebuah tempat wisatanya, atau barangkali dengan Subaknya suatu sistem pengairan pertanian di Bali.

WAP Bali 1
Kegiatan Pengajian Ibu-ibu di Mushola Nurul Hidayah.

WAP 2
Kegiatan pengajian anak-anak di Mushola Nurul Hidayah.
Namun perlu diketahui ternyata tidak semua masyarakat di sana beragama Hindu, Islam juga tumbuh di Bali sejak abad 14 (1480-1550). Ketika itu Raja Dalem Waturenggong berkunjung ke Majapahit di Jawa Timur, sekembalinya diantar 40 orang pengawal yang beragama Islam. Dan kemudian 40 pengawal itu dijadikan abdi dalem kerajaan Gelgel dan diijinkan tinggal di daerah Klungkung, Bali. Mereka juga membangun masjid yang kini menjadi masjid tertua di Bali.
Di Bali, Islam dibawa oleh orang Jawa, orang Bugis dan orang Melayu pada jaman Kerajaan Buleleng, Badung dan Karangasem. Kini mereka tersebar di beberapa tempat seperti di Pegayaman (Buleleng), Palasari, Loloan dan Yeh Sumbul (Jembrana) dan Nyuling (Karangasem), serta kampung muslim di Kepaon di Badung.
Perkembangan Islam terkini, bahwa 13,5% penduduk Bali adalah muslim. Dakwah disanapun unik. Seperti yang dikatakan Kyai Mahmudi kepada Tim Program BWA yang melakukan Survey ke Bali. Kyai Mahmudi yang merantau sejak tahun 1990, merasakan manis pahitnya perjuangan dalam berdakwah ditengah-tengah masyarakat beragama Hindu. Dengan keuletan dan kecakapannya berinteraksi ditengah masyarakat sampai saat ini Islam terus berkembang dari waktu ke waktu.
Dalam melaksanakan dakwah, kyai Ahmad Mahmudi membangun mushollah yang di beri nama Nurul Hidayah di Br. Samping Buni, Denpasar Bali. Beliau biasa melakukan pembinaan terhadap warga yang rata-rata memang pendatang yang berasal dari pulau jawa, namun tidak sedikit pula beliau membina muallaf. Setiap pekannya mengadakan kegiatan pengajian rutin. Pengajian Barjanji (shalawat nabi), membaca Surat Yasin, dan juga Fiqih ibadah. Setiap hari beliau juga mengajarkan al Qur’an kepada anak-anak, yang karena jumlahnya banyak, dibuatlah dua shift yaitu habis ashar dan habis magrib.
“Alhamdulillah dakwah yang ada di daerah Denpasar cukup berkembang, kunci dakwah di pulau bali ini adalah saling menghormati. Karena kita minoritas disini, maka kita harus bisa bergaul dan pandai berkomunikasi dengan warga, sehingga tidak timbul benih-benih permusuhan”, tutur beliau kepada tim BWA yang silaturahmi pada 28 Januari 2016 yang lalu.
Tidak hanya di wilayah Samping Buni, wilayah lain di Denpasar geliat dakwah juga berkembang. Dan bahkan ada pondok tahfidz dengan metode qiroati yang diminati oleh warga muslim bali. Menurut partner lapang BWA ust. Fauzi, yang sudah lebih dari 10 tahun berdakwah di pulau ini, oleh pengurus masjid/mushollah yang ada di Bali, sering diminta menjadi imam masjid karena bacaanya yang khas dan enak di dengar.
Beranjak dari Denpasar, pada 30 Januari 2016 tim Badan Wakaf al Qur’an menuju Singaraja yang dikenal sebagai salah satu wilayah yang dihuni oleh mayoritas umat Islam di pulau Dewata. Kami mengunjungi desa Pegayaman. Dan menemui Penghulu Umat, pak H. Ghoffar. Beliau adalah murid KH. Hamid Pasuruan. Beliau bercerita bahwa dakwah di Pegayaman sejak dahulu sudah berjalan, bahkan untuk urusan agama ada Penghulu Umat yang menangani masalah keumatan di Pegayaman.
WAP 3
Kondisi Al Qur'an yang ada sudah lusuh dan robek.
Sore harinya kami sampai di Negara, tim BWA singgah di masjid Mujahidin yang merupakan masjid terbesar di Negara. Masjid ini diberi nama masjid Mujahidin karena banyak pejuang kemerdekaan 1945 yang di sholatkan di masjid ini. Masyarakat Negara merupakan pendatang dari beberapa daerah terutama Bugis, Malaka dan Jawa yang beragama Islam. Keberadaan mereka singgah ke wilayah ini karena ada tanjung yang nyaman dan aman untuk berlabuhnya kapal-kapal sehingga daerah Negara terkenal sampai ke selat Malaka.
Badan Wakaf Al Qur’an berencana mendistribusikan Al Qur’an wakaf sebanyak 1.500 eksemplar dan 200 juz Amma untuk mendukung aktivitas dakwah dan pembinaan masyarakat di pulau dewata. Kami mengajak seluruh kaum muslimin untuk mensukseskan project Al Qur’an Road Trip ke pulau Bali ini, Smoga Allah SWT mengalirkan pahala yang berlimpah kepada wakif semua.
Donasi yang dibutuhkan : Rp. 150.000.000,- ( pengadaan 1.500 eksemplar Al Quran dan 200 Juz Amma)
Partner lapangan          : Ust. Ahmad Fauzi.
Disclaimer:
Jika hasil penggalangan dana project wakaf/donasi melebihi dari target yang dibuat oleh BWA, maka kelebihan dana project tersebut akan dialihkan untuk project lain di program yang sama berdasarkan kebijakan Managemen BWA.

Komentar

Eramuslim

Postingan Populer